Pendahuluan
Ada dua bagian dalam banyak istilah jurnalisme, yakni news dan views, Bagaimana cara membedakannya? Misalnya sebuah artikel, apakah itu news atau views?
Bagi jurnalisme, artikel adalah views, bukan news atau berita. Views
adalah segala sesuatu yang bersifat opini, salah satu contohnya adalah
editorial. Setiap Koran biasanya menyediakan kolom khusus untuk views
tersebut dengan istilah masing-masing, misalnya Tajuk Rencana, Opini,
Editorial, dll.
Tujuan dari penyediaan kolom tersebut
adalah untuk menampung artikel yang disalurkan masyarakat. Halam opini
menjadi forum dialog yang juga sebagai mimbar untuk mengkaji masalah
masalah regional, nasional bahkan internasional yang berdimensi politik,
social ekonomi, kebudayaan, dan lain lain.
Sementara itu, dalam halaman Opini koran
biasanya ada Tajuk Rencana (Editorial) Tajuk adalah opini redaksi.
Surat kabar sewaktu-waktu menyampaikan opini. Stasiun radio atau
televisi melalui berbagai feature opini, dan voices editorial
menjelaskan sesuatu kepada masyarakat. ( Donal L.Ferguson & Jim
Patten)
Ada banyak faktor munculnya halaman opini dan sebutan editorial page.
Para redaktur ingin berbagi pendapat dengan masalah masalah
kemasyarakatan. Mereka mengubah pencarian berita menjadi terbuka. Para
pembuat berita dan peristiwa-peristiwa yang menyertainya semua diungkap.
Keterbukaan ini membuat terang perbedaan opini dengan berita. Jika
informasi itu bukan berita, mereka sebut opini. Sejak saat itu,
dipakailah halaman opini. Tajuk Rencana menjadi voice of the newspaper.(deWitt C Reddick (1976:222).
Artikel
Sering kita mendengar kata artikel dan
apa bedanya dengan tulisan tulisan lainnya. Kita lihat definisi artikel
: Sebuah karangan faktual (non fiksi) tentang suatu masalah secara
lengkap yang panjangnya tidak tentu untuk di media massa (koran, majalah
& buletin).
Artikel jurnalistik adalah artikel yang penulisannya mengikuti kaidah kaidah jurnalistik. Struktur penulisannya sama dengan feature, yakni sama sama dimulai dengan lead yang memperlihatkan eye-catching tertentu. Bedanya dengan feature,
artikel menampikan karakter penulis. Penulis artikel mendekati subyek
bahasannya dengan subyektifitas yang tinggi. Ada sudut pandang tertentu
dan riset yang dipakai. Paragraf-paragraf disusun dalam kalimat kalimat
lebih panjang dan bersifat formal. Leads-nya juga lebih panjang sebelum
masuk ke pokok uraian.
Selain itu, menurut Nelson, artikel
ditujukan kepada khalayak tertentu. Topik uraiannya tidak berifat local.
Bukan hanya mengungkapkan kasus, trends, dan peristiwa tertentu.
Urainnya tidak begitu banyak memakai kutipan-kutipan langsung,
perkataan, atau pendapat orang. Uraiannya lebih panjang. Bamun karena
sama sama produk jurnalistik, feature dan artikel memakai pola gaya
bahasa jurnalistik. Bahasanya menurut Rosian Anwar (1979:1-15), harus
lancer, jelas, lugas, sederhana, padat, singkat, dan menarik, dengan
tetap mengikuti bahasa baku, kaidah bahasa, ejaan benar, dan kosa kata
dinamis.
Editorial (Tajuk Rencana)
Editorial, Koran Indonesia sering
memakai istilah Tajuk Rencana adalah sikap resmi dari sebuah publikasi,
biasanya diputuskan oleh dewan redaksi. Editorial yang paling efektif
adalah pilihan topik yang sebelumnya diargumentasikan, sebelum sebuah
sikap/pendirian diambil untuk ditulis oleh salah satu staf dewan
redaksi. Hasil dari tulisan harus solid, dapat dipertanggungjawabkan
sebagai hasil pemikiran dewan redaksi.
Tujuan (utama) dari sebuah tulisan
editorial adalah untuk membujuk. Jika anda tidak bertahan dengan
argument anda tidak akan memiliki editorial yang bagus. Tujuan yang
kedua adalah untuk memberi informasi dan atau menghibur.
Bagaimana editorial agar dapat mencapai
tujuan/sasarannya? Kemungkinan, bentuknya mengkritik atau menyerang.
Jika bentuknya mengkritik, dalam tulian itu harus ada saran untuk
perubahan. Jika penulis melancarkan serangan terhadap sesuatu, penulis
harus memiliki argument yang sempurna. Sebuah serangan itu sangat ampuh,
namun kritikan tidak harus memiliki keampuhan, namun harus didukung
dengan fakta dan saran saran demi perubahan. Namun penulis harus member
alasan yang solid terhadap isu-isue yang dilontarkan. Tunjukkan bukti
sebagai kelengkapan dokumen atas apa yang dikemukakan.
Mengajak, mengadvokasi atau menghimbau:
Secara editorial, mengajak berarti Koran itu bermaksud mengajak berjuang
untuk peningkatan sesuatu, misalnya meningkatkan system pendidikan
sekolah. Atau mengadvokasi bahwa hal ini harus dilengkapi dengan saran
saran dari komite sekolah yang telah mempelajari masalahnya. Suatu
himbauan dari editorial bisa juga berarti bahwa Koran tersebut mendorong
masyarakat mendonasikan dana untuk sekolah tersebut.
Menghibur: Sebuah editorial yang
menghibur itu (adalah) bagus untuk jiwa pembaca, namun hiburan itu
harus memiliki poin yang bernilai dan harus ditulis sesuatu yang
berharga waktu pembaca membacanya. Ketika sifatnya prediksi, prediksi
itu harus didukung dengan fakta.
Dimana dan bagaimana seorang penulis
editorial harus memulai? Yang pertama, pilihlah sebuah isu. Editorial
itu ditulis bisa jadi bersumber dari para pembaca yang menginformasikan
tentang (kerusakan) lingkungan, atau tentang binatang-binatang yang
berbahaya, atau idea lain yang bisa dijadikan bahan untuk editorial.
Tidak kalah pentingnya dalam menentukan topic dari editorial adalah
riset yang merupakan langkah penting. Jangan berbagi melalui editorial
kecerobohan. Gunakan sumber=sumber utama dan sekunder.
Kumpulkan sebanyak mungkin data yang
akurat dan terinci untuk meyakinkan pembaca bahwa posisi anda benar.
Tampilkan fakta, bukti, pernyataan tertulis dari sumber yang dapat
dipercaya. Buatlah perbandingan dengan situasi yang sejenis yang
mendukung argument anda, berilah gambaran untuk memperkuat argument.
Tampilkan argument yang bertolak belakang besama dengan bukti bahwa hal
itu sesat/keliru (berdasarkan alasan yang keliru), lemah, atau
singkatnya tidak sekuat, sepenting, dan serealistik argument anda.
Hubungkan dukungan
dengan tujuan: Isi editorial harus berisi bukti yang akurat dan jelas,
beserta contohnya yang secara spesifik berhubungan dengan pendapat anda.
Berilah argument yang kuat pada awal dan akhir editorial anda.
Tunjukkan argument yang berlawanan dan kelemahan-kelemahannya. Berikan
solusi pada akhir editorial. Jangan ragu-ragu terhadap keyakinan anda.
Editorial anda harus jelas dan memiliki
kekuatan. Jangan berkotbah. Setiap paragraph harus ringkas dan langsung.
Berikan contoh dan ilustrasi. Harus jujur dan akurat dan jangan terlalu
dramatis. Hindari moralisasi terhadap editorial. Kadang kadang gayanya
member kotbah dan pembaca kurang tertarik dengan hal demikian. Apapun
jenis editorial yang anda tulis, ia harus dibangun berdasarkan kerangka
yang logis.
Karakteristik Penulisan Editorial
Editorial adalah sebuah tulisan yang
menampilkan pendapat sebuah penerbitan (Koran/majalah) mengenai sebuah
isu. Editorial tersebut merefleksikan pilihan (topiK) dari dewan
redaksi. Penulis editorial mengemukan sebuah argument dan mencoba
membujuk pembaca untuk berfikir yang sama dengan penulis. Editorial
dimaksudkan untuk mempengaruhi pendapat publik, mempromosikan pemikiran
kritis, dan kadang kadang menyebabkan orang bertindak atas sebuah isu.
Intinya, sebuah editorial adalah cerita opini sebuah penerbitan.
Editorial harus memiliki:
- Pendahuluan. bodi, dan kesimpulan seperti penulisan penulisan berita lainnya.
- Penjelasan obyek masalah/isu, khususnya isu-isu kompleks.
- Sudut pandang beita yang tepat.
- Pendapat dari sudut pandang lawan (yang berlawanan) yang menyangkal secara langsung isu yang dkemukan penulis.
- Pendapat penulis yang disampaikan dengan sikap profesional.
Editorial yang baik mengikat isu-isu, bukan mengikat
personalitas/pribadi dan berpantang dari taktik persuasi.
- Solusi alternative terhadap masalah atau isu yang sedang dikritik.
Siapapun dapat dendam/berkeluh kesah terhadap sebuah masalah, tetapi
sebuah editorial yang baik harus melakukan pendekatan pro-aktif untuk
menciptakan situasi lebih baik dengan menggunakan kritik yang
konstruktif dan member solusi.
- Konklusi yang solid dan ringkas yang memiliki ringkasan dari pendapat/opini penulis. Berilah beberapa sodokan.